Sabtu, 4 Maret 2023 – 09:04 WIB
VIVA Techno – China menuding Amerika Serikat (AS) membesar-besarkan larangan penggunaan TikTok setelah media sosial tersebut diduga mengancam keamanan nasional.
Semua pegawai negeri pemerintah AS (PNS) telah diperintahkan untuk menghapus aplikasi TikTok dari semua perangkat digital mereka dalam waktu 30 hari.
Langkah serupa telah diambil oleh Kanada dan Uni Eropa (UE). Sontak, aksi tersebut membuat para eksekutif TikTok resah. Sebagai informasi, pada era Presiden AS Donald Trump, TikTok telah diunduh sekitar 800 juta kali di seluruh dunia.
Saat ini memiliki 3,5 miliar unduhan, menurut firma analis aplikasi Sensor Tower. Ketika ketegangan geopolitik antara China dan Barat yang didukung AS meningkat, semakin jelas bahwa masa depan TikTok semakin tidak pasti dari sebelumnya.
Nah, salah satu masalah keamanan dunia maya TikTok yang selalu ada adalah menjadi alat cuci otak. Apa tanggapan anak perusahaan ByteDance Technology?
“Pedoman Komunitas kami melarang kesalahan informasi yang dapat merugikan komunitas kami atau masyarakat luas, termasuk terlibat dalam perilaku tidak autentik yang terkoordinasi,” kata juru bicara TikTok.
Pada November 2022, Christopher Wray, Direktur Biro Investigasi Federal (FBI), memberi tahu anggota parlemen AS bahwa Pemerintah China dapat mengontrol algoritme rekomendasi yang dapat digunakan untuk memengaruhi operasi rahasia.
Halaman selanjutnya
Kekhawatiran tersebut diperparah oleh fakta bahwa aplikasi saudara kembar TikTok, Douyin – yang hanya tersedia di China – disensor secara ketat dan dilaporkan dibuat untuk mendorong materi pendidikan dan hampir semua kontennya telah menjadi viral.