Jumat, 3 Februari 2023 – 00:04 WIB
Gaya Hidup VIVA – Kanker payudara kini menjadi penyakit yang banyak mendapat perhatian karena jumlah kasusnya yang sangat tinggi.
Berdasarkan data Globocan tahun 2020, kanker payudara menyumbang jumlah kanker baru terbanyak di dunia yaitu 2.261.415 kasus dengan total 654.956 kematian. Gulir ke yang berikutnya.
Sementara di Indonesia, kasus baru kanker payudara mencapai 68.858 (16,6%) dari total 396.914 kasus. Angka kematiannya cukup tinggi, mencapai lebih dari 22 ribu orang.
Kanker payudara. Foto: pixabay.com
Kanker payudara terjadi karena adanya pertumbuhan sel abnormal pada payudara. Biasanya ditandai dengan munculnya benjolan yang dapat dirasakan hingga ke permukaan kulit. Pertumbuhan sel ini disebabkan oleh mutasi gen yang dapat disebabkan oleh faktor genetik atau lingkungan dan gaya hidup.
Salah satu pengobatan yang identik dengan kanker adalah kemoterapi. Kemoterapi adalah proses pengobatan atau obat yang digunakan untuk mengobati penyakit kanker. Prosesnya sama dengan memasukkan obat ke dalam tubuh melalui infus.
“Obat kemoterapi disuntikkan melalui infus tergantung jenis obatnya. Bisa dua sampai tiga jenis obat. Kemudian, pemberiannya dilakukan dalam jangka waktu tertentu, misalnya tiga sampai enam jam,” jelas dr. M. Yadi Permana, SpB(K)Onk, selaku Sekretaris Jenderal Perhimpunan Dokter Bedah Onkologi Indonesia (PERABOI), dalam media briefing, Kamis 2 Februari 2023.
Halaman selanjutnya
Banyak pasien kanker khawatir berakhir dengan kemoterapi dan mengalami berbagai efek samping dari pengobatan seperti kebotakan. Namun, jelas Yadi, tidak semua jenis kanker wajib menjalani kemoterapi.