Sabtu, 14 Januari 2023 – 19:45 WIB
Gaya Hidup VIVA – Rokok elektrik atau dikenal dengan banyak nama lain seperti vape, vapoizer dan lain sebagainya, seringkali dianggap sebagai alternatif rokok yang lebih aman. Faktanya, rokok elektrik sama berbahayanya dengan rokok konvensional.
Dr Erlina Burhan, SpP(K), MSc, Pulmonolog, Dewan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI, dan Ketua Satgas Covid PB IDI), menjelaskan perokok vape dan orang di sekitarnya masih rentan. bahan kimia yang bersifat karsinogenik atau menyebabkan kanker. .
Vape atau rokok elektrik.
Zat ini dapat menyebabkan iritasi, peradangan, hidung tersumbat, bahkan risiko luka bakar akibat kandungan litium dalam rokok, meskipun hal ini jarang terjadi.
Selain itu, tambah dr Erlina, rokok elektrik memiliki kemiripan dengan rokok konvensional yaitu sama-sama mengandung nikotin yang bersifat karsinogenik, serta zat racun lain yang menimbulkan kecanduan yang berbahaya bagi kesehatan di kemudian hari.
“Rokok elektrik mudah dihilangkan dari rokok konvensional, dan dapat membantu menghilangkan kecanduan rokok, tapi tidak. Dari data yang terkumpul, rokok elektrik tidak bisa membebaskan orang dari kecanduan merokok,” jelas dokter Erlina dalam temu media secara virtual, Sabtu, 14 Januari 2023.
Berbagai bentuk rokok elektronik atau vape.
Halaman selanjutnya
Dijelaskan lebih lanjut, rokok elektrik mengandung zat beracun seperti nikotin, propilen glikol, gliserin, dan perasa. Meski kadar nikotin bervariasi antara 14-87 mg per CC, menurut analisis FDA (Food and Drug Administration of the United States), 100 isapan mengandung 26-43 gram nikotin.