liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
Ilustrasi kuburan.

Paku Bengkok Digunakan saat Kremasi agar Orang Mati Tak Bangkit dari Kubur

1 minute, 4 seconds Read

Jumat, 17 Maret 2023 – 10:57 WIB

VIVA Techno – Para arkeolog telah menemukan kremasi era Romawi di barat daya Turki. Mereka percaya upacara pemakaman khusus dilakukan untuk mencegah orang mati bangkit dari kubur untuk membalas dendam.

Upacara tersebut termasuk membakar orang di tempat kejadian dan mengelilingi mereka dengan paku bengkok yang dimaksudkan sebagai ‘penghalang magis’ terhadap almarhum.

Terlepas dari intervensi yang tidak biasa ini, orang mati masih dikuburkan dengan hati-hati di kuburan kota, disertai dengan barang-barang kuburan yang mencakup botol parfum, bejana berisi makanan, dan koin untuk membayar biaya perjalanan ke alam baka.

Studi ini dilakukan oleh arkeolog Johan Claeys dari Katholieke Universiteit Leuven. Mereka telah bekerja di pemukiman kuno Sagalassos, empat mil dari kota modern Aglasun, di Provinsi Burdur Turki.

Daerah di sekitar Pisidia diserap ke dalam Kekaisaran Romawi pada tahun 133 SM, menjadi bagian dari provinsi Romawi Galatia pada tahun 25 SM.

Kuku bengkok digunakan selama sesi kremasi untuk mencegah orang mati bangkit kembali.

Foto: Proyek Penelitian Arkeologi Sagalassos

Di bawah kekaisaran Romawi, Sagalassos semakin penting dan sangat disukai oleh Kaisar Hadrian, yang menamakannya kota pertama Pisidia, mengutip dari situs Express, Jumat, 17 Maret 2023.

Halaman selanjutnya

Kota ini memperoleh budaya kekaisaran, dan bangunannya dibangun dengan gaya romantik. Para peneliti mengatakan situs itu rusak parah akibat gempa bumi pada abad ketujuh Masehi. Setelah ditinggalkan, situs itu tidak pernah dijarah.

Similar Posts