liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
galon air

Pakar Terus Desak Labelisasi Galon BPA, Ini Alasannya

1 minute, 21 seconds Read

Sabtu, 4 Februari 2023 – 22:42 WIB

Gaya Hidup VIVA – Pemberian label galon plastik polikarbonat yang mengandung bahan kimia Bisphenol A (BPA) dinilai sulit. Padahal, menurut beberapa pihak, kebijakan ini hanya untuk label kemasan galon BPA, bukan untuk melarang kemasan BPA seperti di luar negeri.

Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (PA), Arist Merdeka Sirait mengatakan, semua pakar kesehatan dunia yang melakukan penelitian sepakat bahwa BPA sangat berbahaya bagi kelompok rentan. Menggulir Untuk info lagi.

“Itu bayi, anak, dan janin pada ibu hamil. Bahkan BPA dinyatakan sebagai polusi tak terlihat,” ujar Arist dalam Diskusi Publik ‘Bebaskan Anak Indonesia dari Kemasan BPA Berbahaya, di Jakarta, baru-baru ini.

Secara global, plastik BPA sangat diatur dan dilarang di banyak negara. Uni Eropa telah melarang penggunaan BPA sejak tahun 2011, Kanada telah melarang kemasan BPA untuk anak-anak dan dewasa (2017), negara bagian di Amerika Serikat juga telah mengeluarkan larangan BPA untuk kemasan seperti California (2015), Connecticut (2014), Illinois (2014), Maryland (2014), Massachusetts (2014), Minnesota (2014), New York (2014), Washington (2014), termasuk Jepang, Korea Selatan, Taiwan, dan Malaysia.

Menurut Arist, Komnas PA terus memantau kemasan yang mengandung BPA yang dianggap sebagai bentuk kekerasan tak kasat mata yaitu kekerasan berupa perampasan kesehatan anak.

“Pelaku usaha dan beberapa pihak terkait terkesan mengutamakan kepentingan industri dan membiarkan kekerasan yang tidak terlihat ini terus berlangsung. Hal ini dilakukan dengan membiarkan anak, bayi, anak dan janin tetap mengkonsumsi makanan dan minuman dari wadah atau kemasan yang mengandung BPA, ” katanya. .

Halaman selanjutnya

Menurut Arist, senyawa BPA biasanya terdapat dalam berbagai kemasan yang telah digunakan sehari-hari. Khususnya kemasan untuk menyeduh susu dan wadah yang terbuat dari plastik, seperti galon bekas yang terus digunakan kembali oleh industri minuman dalam kemasan untuk kemudian dijual kembali ke konsumen.

Similar Posts