Sabtu, 14 Januari 2023 – 15:20 WIB
Gaya Hidup VIVA – Terdapat kurang lebih 820 ribu kematian pada tahun 2019 akibat sirosis hati dan kanker hepatoselular (kanker hati) akibat infeksi virus hepatitis B. Kondisi tersebut berisiko tinggi dipicu oleh penyakit hepatitis B yang memungkinkan ibu hamil menularkan kepada bayinya .
Penularan Hepatitis B dari ibu yang terinfeksi ke anaknya menjadi salah satu penyebab tingginya prevalensi hepatitis B di Indonesia. Berdasarkan data Riskesdas 2013, prevalensi hepatitis B (HBsAg) secara umum sebesar 7,1 persen pada penduduk Indonesia.
Bayi yang terinfeksi virus hepatitis B memiliki risiko lebih besar dari 90 persen – 95 persen terkena hepatitis B kronis. Sedangkan yang terinfeksi setelah usia 5 tahun cukup jarang dengan prevalensi kurang dari 5 persen mengalami infeksi kronis.
Meskipun demikian, penularan vertikal atau dari orang tua ke anak menyumbang sekitar 50 persen dari beban global hepatitis B. Oleh karena itu, Pemerintah akan merintis pemberian antivirus kepada ibu hamil. Hal ini untuk mencegah penularan virus hepatitis B dari ibu ke anaknya.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, diperlukan upaya tambahan untuk mencegah penularan virus hepatitis B dari ibu ke anak selain upaya imunisasi hepatitis B yang diberikan kepada bayi baru lahir.
“Salah satu upaya tambahan tersebut adalah melalui penggunaan antivirus Tenofovir Disoproxil Fumarate yang telah terbukti keamanan dan efektivitasnya,” kata Menkes Budi, dalam siaran persnya.
Halaman selanjutnya
Untuk penggunaan antiviral Tenofovir Disoproxil Fumarate pada ibu hamil dengan hepatitis B, sebagai langkah awal telah dilakukan pilot kegiatan di rumah sakit dan puskesmas di beberapa daerah dan kabupaten/kota.