Jumat, 10 Maret 2023 – 18:34 WIB
Gaya Hidup VIVA – Kabar gembira bagi para orang tua. Para ahli mengatakan bahwa bakteri penyebab leptospirosis sangat jarang bersembunyi di kelompok anak-anak. Menurut Pengurus Cabang IDI Semarang, Dr. Dr Muchlis Achsan Udji Sofro SpPD, bakteri ini lebih mudah mengintai pada kelompok usia 18 tahun ke atas atau mereka yang sudah dewasa.
“Kita belum ada laporan kasus anak, laporannya dewasa di atas 18 tahun,” kata Kepala Divisi Penyakit Menular, dalam acara virtual, Rabu, 8 Maret 2023. Gulir untuk informasi lebih lanjut.
Menurut KSM Penyakit Dalam RSUP Dr Kariadi – Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, mereka yang berusia 18 tahun ke atas atau dalam kelompok yang lebih produktif ini cenderung menjalani berbagai aktivitas dan mobilitas yang tinggi. Berbeda dengan anak-anak yang orang tuanya akan langsung melarangnya bermain di air setelah hujan atau di daerah banjir.
“Dengan mobilisasi luar biasa, orang bukan dari daerah banjir, lalu ada saudara di daerah banjir dan didatangi, tetap ada (risiko penularan),” terangnya.
Penularan leptospirosis sendiri bukan antar manusia, melainkan kontak dengan daerah banjir yang memicu penyebaran bakteri leptospirosis pada kulit. Penularan terjadi akibat luka terbuka pada kulit yang bersentuhan dengan urine tikus atau lendir siput tanpa disadari melalui genangan air atau banjir.
“Jadi ada kota yang tergenang air, banjir. Jogja pernah mewabah, DKI ada, Makassar ada. Pada dasarnya semua daerah ada kasus leptospirosis berat dan meninggal,” ujarnya.
Halaman selanjutnya
Pada dasarnya leptospirosis tidak menimbulkan gejala yang serius atau kematian. Namun, dalam sebagian kecil kasus, ini tidak dapat dihindari. Salah satu penyebabnya adalah karena penyakit penyerta yang tidak terkontrol pada penderita leptospirosis.