Senin, 13 Februari 2023 – 12:28 WIB
Gaya Hidup VIVA – Angka kematian ibu hamil di kota Jogja meningkat drastis sejak tahun 2021 menjadi 16 kematian, lima di antaranya tidak terkait COVID-19. Dari sekitar 2.494 ibu hamil di Kota Jogja, rata-rata terdapat empat kasus kematian ibu setiap tahun pada tahun 2017-2022.
Untuk itu, Puskesmas Tegalrejo merupakan salah satu dari 121 Puskesmas di Provinsi Yogyakarta yang telah mendapatkan alat USG untuk ibu hamil. Setidaknya dua kasus janin yang tidak berkembang dengan USG ditemukan pada wanita hamil selama program ini. Gulir untuk informasi lebih lanjut.
“Kami menemukan kasus janin tidak berkembang (kehamilan kosong) dari trimester 1, sehingga harus diterminasi. Kedua, kami menemukan janin anencephaly, hanya otak yang terlihat, tidak ada kepala,” ujar dr. Rizka Novriana, Kepala Unit Gizi Kota, Kepala Unit Yogya mengutip siaran pers Kemenkes RI, Senin 13 Februari 2023.
Ilustrasi ibu hamil.
Dokter Sumono Nurhadi Putranto merupakan salah satu dari dua dokter umum yang mahir menggunakan alat USG untuk ibu hamil di Puskesmas Tegalrejo 1 kota Jogja. Keterampilan tersebut diperoleh setelah mendapat pelatihan blended learning dan bimbingan dari Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan (obgin).
“Kalau ada ketidaksesuaian, dirujuk ke palsu yang lebih tinggi,” kata Dr. Sumono.
Penyebab utama kematian ibu adalah Penyakit Jantung Bawaan (PJK), hipertensi dan anemia. Kematian dapat terjadi selama persalinan dan persalinan.
Halaman selanjutnya
Sedangkan untuk Angka Kematian Bayi (AKB) di Kota Yogyakarta tahun 2020 sebanyak 11,22 kasus; pada tahun 2021 akan menjadi 10,8; dan pada tahun 2022 sekitar 10,8. Adapun kematian bayi di Kota Yogyakarta didominasi oleh penyebab utama Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) yang kemungkinan besar terdeteksi saat hamil.